Belajar Menulis Anak Sd Kelas 1
Di desa jarak ijo dengan gunung bororo, terdapat sebuah SD yang jumlah siswanya hanya 44 orang. dengan rincizn kelas 1 ada 9 anak, kelas 11 ada 7 anak, kelas 111 ada 5 anak, klelas 1V ada 4 anak, kelas V ada ada 10 anak, dan kelas V1 ada 9 anak. Karena jumlahnya sedikit maka pemerintah hanya menugaskan 2 orang guru dan 1 orang kepala sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak digabung kedalam dua ruangan. Ruang 1 diisi siswa kelas 1, v1, dan v1. Sedangkan di ruang 2 diisi siswa kelas 11, 111, dan v. Lakukan analisa terhadap kondisi diatas dengan menuliskan alasan pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik di sekolah tersebut. (Minimal 2 alasan)
1. Di desa jarak ijo dengan gunung bororo, terdapat sebuah SD yang jumlah siswanya hanya 44 orang. dengan rincizn kelas 1 ada 9 anak, kelas 11 ada 7 anak, kelas 111 ada 5 anak, klelas 1V ada 4 anak, kelas V ada ada 10 anak, dan kelas V1 ada 9 anak. Karena jumlahnya sedikit maka pemerintah hanya menugaskan 2 orang guru dan 1 orang kepala sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran anak-anak digabung kedalam dua ruangan. Ruang 1 diisi siswa kelas 1, v1, dan v1. Sedangkan di ruang 2 diisi siswa kelas 11, 111, dan v. Lakukan analisa terhadap kondisi diatas dengan menuliskan alasan pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik di sekolah tersebut. (Minimal 2 alasan)
Jawaban:
berikan jawaban soal d atas
2. Di Desa Jarak Ijo dekat dengan gunumg Bromo, terdapat sebuah SD yang jumlah siswanya hanya 44 orang, dengan rincian kelas I ada 9 anak, kelas II ada 7 anak, kelas III ada 5 anak, kelas IV ada 4 anak, kelas V ada 10 anak, dan kelas VI ada 9 anak. Karena jumlahnya sedikit, maka pemerintah hanya menugaskan 2 orang guru dan 1 orang kepala sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran anakanak digabung ke dalam dua ruangan. Ruang 1 diisi siswa kelas I, IV, dan VI, sedangkan di ruang 2 diisi siswa kelas II, III, dan V. Lakukan analisis terhadap kondisi di atas dengan menuliskan alasan pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik di sekolah tersebut! (minimal 2 alasan)
Alasan pemerintah hanya menugaskan tiga orang pendidik di sekolah tersedut karena:
Alasan demografisYakni, karena jumlah siswa yang sedikit yaitu hanya 44 orang siswa saja, yang mana kelas 1 terdiri atas 9 anak, kelas 2 terdiri atas 7 anak, kelas 3 terdiri atas 5 anak, kelas 4 terdiri atas 4 anak, kelas 5 terdiri atas 10 anak, dan kelas 6 terdiri atas 9 anak. Sehingga, pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik agar lebih ekonomis dan praktis.
Alasan geografisYakni, karena jarak desa Ijo sangat dekat dengan Gunung Bromo yang mana menimbulkan kesulitan untuk mencapai lokasi tersebut, ditambah lagi lokasi tersebut jauh dari keramaian sehingga menimbulkan keterbatasan akses sarana transportasi.
Alasan terbatasnya ruang kelasTerbatasnya ruang kelas karena jumlah murid yang sangat sedikit merupakan salah satu alasan pemerintah hanya menugaskan 3 orang pengajar saja.
Pembahasan:
Pada soal di atas dijelaskan bagaimana kadaan siswa-siswa di desa Jarak Ijo. Adapun keputusan pemerintah untuk mengirimkan 3 orang tenaga pendidik disebabkan oleh beberapa alasan, antara lain karena faktor demografis, geografis, dan terbatasnya ruang kelas.
Pelajari lebih lanjut
Pelajari lebih lanjut mengenai materi pengertian geografis pada brainly.co.id/tugas/283905
#BelajarBersamaBrainly #SPJ1
3. Di Desa Jarak Ijo dekat dengan gunumg Bromo, terdapat sebuah SD yang jumlah siswanya hanya 44 orang, dengan rincian kelas I ada 9 anak, kelas II ada 7 anak, kelas III ada 5 anak, kelas IV ada 4 anak, kelas V ada 10 anak, dan kelas VI ada 9 anak. Karena jumlahnya sedikit, maka pemerintah hanya menugaskan 2 orang guru dan 1 orang kepala sekolah untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran anakanak digabung ke dalam dua ruangan. Ruang 1 diisi siswa kelas I, IV, dan VI, sedangkan di ruang 2 diisi siswa kelas II, III, dan V. Lakukan analisis terhadap kondisi di atas dengan menuliskan alasan pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik di sekolah tersebut! (minimal 2 alasan)
Alasan pemerintah hanya menugaskan tiga orang pendidik di sekolah tersedut karena:
1. Kendala kondisi geografis
Kendala dari sisi geografis disebabkan oleh karena lokasi desa Ijo yang sangat jauh dari keramaian dan terpencil, sehingga menimbulkan kesulitan dalam menempuh desa tersebut dan dalam mengakses sarana transportasi.
2. Kendala kondisi demografis
Kendala dari sisi demografis disebabkan oleh karena jumlah siswa yang sangat sedikit sehingga membuat pemerintah hanya menugaskan 3 orang tenaga pendidik di desa Ijo. Pemerintah merasa cara ini lebih ekonomis dan praktis.
3. Terbatasnya ruang kelas
Kendala selanjutnya disebabkan oleh keterbatasan dari ruang kelas bagi murid-murid di desa Ijo.
Pembahasan:Pada soal di atas menjelaskan bagaimana kondisi siswa-siswa serta keadaan desa Jarak Ijo. Pada soal di atas juga diterangkan bahwa pemerintah hanya menugaskan 3 orang pendidik di desa tersebut. Adapun keputusan tersebut dikarenakan oleh 3 faktor, antara lain karena faktor geografis, demografis, dan terbatasnya ruang kelas.
Pelajari lebih lanjutPelajari lebih lanjut mengenai materi dampak positif dari letak geografis Indonesia pada brainly.co.id/tugas/31131294
#BelajarBersamaBrainly #SPJ1
4. ibu Pratiwi mengajar di kelas 1 SD. suatu hari,ibu Pratiwi membacakan sebuah cerita. Anak-anak mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut Bu Pratiwi bertanya kepada anak-anak.Bu Pratiwi "siapa anak yang pintar dalam cerita tadi? Anak-anak menjawab serentak, "Dewi". Bu Pratiwi "bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi dibuku masing-masing. semua anak segera menulis. Bu Pratiwi berkeliling mengamati anak-anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai menulis, Bu Pratiwi meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata Dewi di papan tulis. Bu Pratiwi "siapa yang tulisannya sama dengan yang dipapan tulis? semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi melanjutkan pertanyaan. Bu Pratiwi "Dewi tinggal dimana anak-anak? yang menjawab angkat tangan" Semua anak mengangkat tangan. Bu Pratiwi menunjuk seorang anak, Tika "di desa Bu". dari jawaban ini, Bu Pratiwi mengajak anak-anak bercerita tentang jenis-jenis tumbuhan yang ada di desa, tentang sawah, tentang penerangan yang digunakan orang-orang di desa, tentang jual beli di pasar desa, dan tentang sungai yang airnya sangat jernih dengan ikan-ikan yang berenang hilir mudik. Cerita itu menjadi menarik karena Bu Pratiwi juga membawa gambar-gambar yang menarik tentang desa yang dipajangnya di papan tulis.pertanyaan:1. Dilihat dari topik-topik yang dicakup dalam pembelajaran diatas, model pembelajaran apa yang diterapkan oleh Bu Pratiwi? Jelaskan secara singkat 3 (tiga) karakteristik model pembelajaran tersebut.2. Apakah model tersebut sesuai untuk anak kelas 1? Dukung jawaban anda dengan 3 (tiga) alasan yang terkait dengan perkembangan anak dan teori
s1 jawaban nya : Berpusat pada siswa (student centered). Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan keleluasaan kepada siswa baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka.
Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan. Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil nyata yang didapat dari segala konsep yang diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari, dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih bermakna. Dengan ini, dapat diharapkan kemampuan siswa untuk menerapkan perolehan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.
Belajar melaui proses pengalaman langsung. Pada pembelajaran terpadu siswa diprogramkan untuk terlibat secara langsung pada konsep dan prinsip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara langsung, sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing ke arah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa, berperan sebagaipencari fakta dan informasi untuk mengembangkan pengetahuannya
Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata. Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan penemuan terbimbing (discovery inquiry) yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan mempertimbangkan minat dan kemampuan siswa sehingga memungkinkan siswa untuk terus-menerus termotivasi untuk belajar.
Sarat dengan muatan keterkaitan. Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandangnya yang terkotak-kotak sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi, yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi dan menghadapi kejadian yang ada.
Bersifat fleksibel. Pembelajaran terpadu bersifat luwes (fleksibel), dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.
2. Sesuai dengan cara belajar anak. Anak yang duduk di kelas awal SD dalah anak yang berada pada rentangan usia dini. Masa usia dini merupakan masa perkembangan yang sangat penting dan sering disebut periode emas (the golden years). Siswa pada usia seperti anak kelas 1 SD masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan, satu keterpaduan (berpikir holistik) dan memahami hubungan antar konsep secara sederhana. Piaget (1950) menyatakan bahwa setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam lingkungannya. Pemahaman tentang objek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi (menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikirannya) dan proses akomodasi (proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikiran untuk menafsirkan objek). Belajar dimaknai sebagai proses interaksi anak dengan lingkungannya.
Sesuai dengan tahap perkembangan intelektual anak yang berada pada tahap operasi konkret. Anak-anak belajar dari hal-hal konkret, yakni yang dapat dilihat, dapat didengar, dapat diraba, dapat dirasa, dan dapat dibaui. Proses pembelajaran masih bergantung pada objek-objek konkret dan pengalaman yang dialami mereka secara langsung, di mana hal ini sesuai dengan falsafah belajar bermakna (meaningful learning). Pembelajaran terpadu mengakomodasi kebutuhan anak untuk belajar dari hal-hal yang konkret sebagaimana yang telah dilakukan oleh Ibu Pratiwi. Belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Kebermaknaan belajar menghasilkan pemahaman yang utuh sehingga konsep yang telah dipelajari akan dipahami dengan baik dan tak mudah dilupakan.
Saat proses belajar melalui pembelajaran terpadu, setiap anak, termasuk anak kelas 1 SD, tidak sekedar menghafal konsep-konsep atau fakta-fakta belaka, tetapi juga berupa kegiatan menghubungkan konsep-konsep untuk menghasilkan pemahaman yang lebih utuh. Ini juga sejalan dengan falsafah konstruktivisme yang menyatakan bahwa anak mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak.
JADIIN JAWABAN SAYA TERBAIK YA JANGAN LUPA LIKE DAN BINTANG NYA DAN JANGAN LUPA JUGA FOLLOW SAYA TERIMA KASIHH...
5. 1. Pak Al mengajar di kelas 1 SD Cerdas yang terletak di Kota Bahagia. Suatu hari Pak Al mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Pak Al meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. Pak Al: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata- kata itu ya." Anak-anak menjawab serentak: "Ya, Pak." Kemudian Pak Al pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tidak seorangpun yang mulai bekerja, Pak Al kelihatan tidak sabar. Pak Al: "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Pak Al dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Pak Al diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain- main. Mendengar suara gaduh, Pak Al dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Pak Al memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat. Anak-anak tampak ketakutan. Karena tidak juga selesai, kemudian Pak Al memberikan PR membuat kalimat kepada anak-anak dan meninggalkan kelas. a. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Al dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu Bapak dan Ibu anggap sebagai kelemahan? b. Jika Bapak atau Ibu yang menjadi Pak Al, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dibuat. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang dilaksanakan?
Jawaban:
semoga benar ya teman teman
6. Bacalah ilustrasi berikut untuk menjawab soal nomor 4 dan 5! Bu Nani mengajar di kelas 1 SD Sukamaju. Suatu hari Bu Nani mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan, Bu Nani meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan. Setelah selesai, anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. Bu Nani: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya." Anak-ank menjawab serentak: "Ya, Bu." Kemudian Bu Nani pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Nani kelihatan tidak sabar. "Cepat bekerja dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Nani dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Nani diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Nani dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Nani memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat. Identifikasi kelemahan dalam pembelajaran yang dilakukan Bu Nani dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu Anda anggap sebagai kelemahan! Jika anda yang menjadi Bu Nani, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan Anda tempuh untuk mengajarkan membuat kalimat. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang Anda tempuh!
Jawaban:
mengajarkan sampai bisa membuat kalimat
maaf kalo salah
7. Ada yang mengatakan p hadi adalah guru yang kudet alias kurang updateBagi kami hal itu tidak membuat masalah, karena dia sudah menolong anak-anak kami dengan memberikan pendidikan.Lambat laun karena kerja kerasnya pak Hadi, berdirilah sekolahan sd di dusun tersebut. Pastinya tidak dengan gampang, bertahun-tahun dia menghabiskan waktunya untuk menolong dusun kami.Sampai listrik pun bisa masuk ke dusun kami. Perjuangan pak Hadi harus di akui jempol.Pernah sekali mendengar pak Hadi mengajar, “bagaimana anak-ana, apakah kalian paham?” “paham pak”Waktu itu, pak Hadi dengan kemaunya sendiri membawa peralatan tulis dari kota tempat tinggalnya. Dia rela membawakan buku tulis, papan bor, dan kapur untuk menuliskan pelajaran. Muritnya juga senang sekali dengan kedatangan guru tersebut.Ada sepuluh anak yang ikut kelas pak Hadi untuk belajar. Pak Hadi berusaha penuh agar semua anak yang ada di sana mendapatkan pendidikan yang layak.Walau pun tidak bisa mengajak semuanya, tapi cukup untuk mewakili dusun tersebut kelak suatu hari nanti.Murit pak Hadi bermacam-macam, ada yang masih kecil, ada yang sudah kumisan, ada juga murit yang masih anak-anak dan masih di awasi oleh orang tuanya.Bagi pak hadi itu tidak menjadi masalah, karena datangnya murit dengan semangat untuk belajar saja sudah membuanya senang.Harapan terbesar dari pak hadi adalah ketika anak-anak didiknya tumbuh besar, mereka bisa memajukan bangsa mereka, terutama dusun yang mereka tinggali. Itulah pak Hadi, guru yang ikhlas untuk mengajarkan ilmu-ilmunya.1. Ada kata yang penulisannya salah ejaannya dalam cuplikan cerpen di atas. Tunjukkan kata-kata tersebut minimal 4!Dalam bahasa IndonesiaSaya boleh minta bantuan kalian semua
Jawaban:
kata kata salah ejaanadalah =berusaha penuh agar semua
Kata kata yang benaradalah berusaha sepenuh hati agar semua
Penjelasan:
Semoga bermanfaat ^_^
No Google ✓No Copas ✓Cari sendiri ✓8. Ibu Anik mengajar di kelas 1 SD. Suatu hari, Ibu Anik membacakan sebuah cerita. Anak-anak mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai membacakan cerita tersebut, Bu Anik bertanya kepada anak-anak. Bu Anik: "Siapa nama anak yang pintar dalam cerita tadi?" Anak-anak menjawab serentak: "Dewi". Bu Anik: " Bagus sekali anak-anak, sekarang coba tulis nama Dewi di buku masing-masing". Semua anak segera menulis. Bu Anik berkeliling mengamati anak-anak menulis. Setelah semua anak kelihatan selesai menulis, Bu Anik meminta seorang anak maju ke depan untuk menuliskan kata dewi di papan tulis. Bu Anik: "Siapa yang tulisannya sama dengan yang di papan tulis?" Semua anak mengangkat tangan. Bu Anik melanjutkan pertanyaan. Bu Anik: "Dewi tinggal di mana anak-anak? Yang menjawab, angkat tangan" Semua anak mengangkat tangan. Bu Dewi menunjuk seorang anak. Tika: "Di desa, Bu". Dari jawaban ini, Bu Anik mengajak a
Jawaban:
jalan jalan ke desa bersama
9. Bakat DiahBakat menulis Diah sudah muncul sejak usia delapan tahun. Kemahiran tersebut merupakan warisan dari ayahnya. Ayahnya memang terkenal sebagai penulis yang karya-karyanya sangat digemari orang. Ayahnya adalah seorang penulis yang hebat. Tulisan-tulisan ayahnya mampu menginspirasi orang-orang yang membacanya.Kini, meskipun masih kelas VI SD, Diah sudah menghasilkan belasan cerita yang dikarangnya sendiri. Selain "Jagoan" dalam menulis buku, Diah juga menjadi juara dalam setiap lomba menulis cerita anak tingkat Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau serta lomba menulis puisi anak tingkat Provinsi Kalimantan Tengah.Untuk meraih prestasi tersebut, Diah harus berjuang dan rajin belajar. Selain itu, Diah juga mendapat dorongan dari orang tuanya. Dorongan dari kedua orang tuanya sangat berpengaruh. Prestasi Diah takkan dapat diraih tanpa adanya kamauan yang kuat dalam dirinya. Kelak ia berharap bisa seperti ayahnya menjadi penulis cerita dan puisi yang terkenal.1.bagaimana diah meraih prestasi?a.diah mewarisi kemahiran menulis dari ayahnyab.diah terus - menerus menulis tanpa mengenal waktuc.diah meminta dorongan semangat dari temannyad.diah berkemauan kuat, berjuang dan rajin belajar2. Apa yang membuat Diah selalu rajin belajar dan berkemauan keras dalam menulis?a. Dukungan dari orang tuanya.b. Piagam dan piala banyak.c. Inspirasi dari orang-orang.d. Warisan keahlian dari ayahnya.3. Ide pokok paragraf ketiga adalah ...a. Dorongan orang tua sangat berpengaruh terhadap prestasi anak. b. Harapan Diah menjadi seorang penulis cerita dan puisi yang terkenal.c. Sebuah prestasi tidak dapat diraih tanpa adanya kemauan kuat dalam dirinya. d.Diah berprestasi karena teru berjuang. rajin belajar dan mendapat dorongan dari orang tua4. Kalimat tanya yang sesuai dengan isi paragraf pertama adalah... a. Siapa yang mewariskan kemahiran kepada Diah dalam menulis?b. Mengapa Diah harus berjuang dan rajin belajar?c. Kapan Diah menerbitkan belasan buku cerita?d. Bagaimana Diah dapat menulis cerita?
Jawaban:
1). A
2). A
3). D
4). A
Penjelasan:
maaf ya kalau salah
10. pak purwadi adalah seorang guru kelas 4 disebuah SD yang terletak didaerah pegunungan. Dalam mata pelajaran matematika tentang pecahan, pak purwadi menjelaskan cara menjumlahkan pecahan dengan memberi contoh dipapan tulis, salah satu penjelasannya adalah sebagai berikut : PAK PURWADI '' perhatikan anak-anak kalau kita menjumlahkan pecahan penyebut harus disamakan terlebih dahulu kemudian pembilangnya dijumlahkan. perhatikan contoh berikut 1/2+1/4=2/4+1/4=3/4. perhatikan lagi contoh ini :1/2+1/3=3/6+2/6=5/6.jadi yang dijumlahkan adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap, mengerti anak-anak?''Anak-anak diam, mungkin mereka bingung. pak purwadi :pasti sudah jelas, kan.nah sekarang coba kerjakan soal-soal ini''pak purwadi menulis 5 soal dipapan tulis dan anak-anak mengeluarkan buku latihan secara berangsur-angsur mereka mulai mengerjakan soal, namun sebagian besar anak ribut karna tidak tahu cara bagaimana mengerjakannya. hanya beberapa anak yang tampak mengerjakan soal,yang lain itu hanya menulis soal. dan ada pula yang bertengkar dengan temannya,selama anak-anak bekerja pak purwadi duduk didepan kelas sambil membaca. setelah selesai anak-anak diminta saling bertukar hasil pekerjaannya. pak purwadi meminta seorang anak menuliskan jawabannya dipapan tulis. tetapi karna jawaban itu salah, pak purwadi lalu menuliskan semua jawaban dipapan tulis. kemudian anak-anak diminta memeriksa pekerjaan temannya, dan mencocokkan dengan jawaban dipapan tulis. alangkah kecewanya pak purwadi ketika mengetahui bahwa dari 30 anak, hanya seorang yang benar semua, sedangkan seorang lagi benar 3 soal, dan yang lainnya salah semua. identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan pak purwadi dalam kasus diatas...
Jawaban:
A. 7
B. 1
C. -1
D. -7
Penjelasan:
11. Assalamualaikum....Anak kelas 6.ASelamat pagi dan Semangat pagi....*Salam Olahraga* Sebelum Bpk,memberikan tugas PJOk pada hari ini kalian membaca terlebih dahulu buku pjok halaman 28 sd 33. Baru kemudian tugas kalian ?*Menuliskan diskripsi tentang PERMAINAN BOLA KECIL ( PERNAINAN KASTI) seperti pada materi pembelajaran yang sudah kalian baca. Diantaranya sebagai berikut:**1. Menjelaskan singkat tentang permainan kasti, dan Bentuk Lapangan**2.Menuliskan 4 Macam-macam teknik permainan kasti**3.Menjelaskan tentang peraturan permainan kasti**4. Sebutkan dan jelaskan macam2 teknik dasar melempar bola kasti adalah**5. Sebitkan 3 cara memukul bola*Selamat mengerjakan....*Salam olahraga* Wassalamu'alaikum...wr.wb
liatin bola kalau bola kearah anda maka pukul
sorry klo salah
12. Bu Endang mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Endang mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Endang meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. Bu Endang: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya." Anak-ank menjawab serentak: "Ya, Bu." Kemudian Bu Endang pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Endang kelihatan tidak sabar. "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Endang dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Endang diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Endang dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Endang memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat. Pertanyaan Kasus 1. Bandingkan suasana kelas yang diuraikan pada paragraf 1 dan paragraf selanjutnya, ditinjau dari segi guru, murid, dan kegiatan (skor 5). 2. Pendekatan pembelajaran mana yang sebaiknya diterapkan oleh Bu Endang ketika mengajar tentang sayur-sayuran untuk anak-anak kelas 1? Berikan alasan, mengapa pendekatan tersebut yang anda anggap sesuai. (skor 3). 3. Kembangkan topik sayur-sayuran yang akan anda sajikan dengan pendekatan yang anda sebut pada nomor 2 (skor 5)
Jawaban:
kak minjam poinnya bentar nanti aku kembalikan
13. Bu Nurlina mengajar di kelas 1 SD Sekarharum yang terletak di ibukota sebuah kecamatan. Suatu hari Bu Nurlina mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayursayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Bu Nurlina meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. Bu Nurlina: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata-kata itu ya." Anak-ank menjawab serentak: "Ya, Bu." Kemudian Bu Nurlina pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anakanak. Karena tak seorangpun yang mulai bekerja, Bu Nurlina kelihatan tidak sabar."Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Bu Nurlina dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Bu Nurlina diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain-main. Mendengar suara gaduh, Bu Nurlina dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Bu Nurlina memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat. Pertanyaan: 1. Tuliskan 2 kelebihan proses pembelajaran Bu Nurlina. 2. Tuliskan 2 kelemahan proses pembelajaran Bu Nurlina.
Jawaban:
1.buk nurlina bersabar mengajarkan anak anak kelas 1 sd
buk nurlina tidak membentak anak anak
2.anak anak kurang faham
anak anak akan mengira suara buk nurlina marah padahal suaranya memang keras
14. Seorang guru yang bernama Suwarti mengajar Matematika di kelas IV SD. Dia mengajar topic tentang pecahan. Bu Suwarti menerangkan dan memberi contoh di papan tulis. Bu Suwarti mengatakan “lihat anak-anak, kalau menjumlahkan pecahan penyebutnya harus disamakan terlebih dahulu, kemudian pembilangnya dijumlahkan. Perhatikan contoh berikut: 1/4 + 2/3 = 4/12 + 3/12 = 7/12. Perhatikan lagi contoh ini: 1/4 + 1/2 = 1/4 + 2/4 = 3/4. Coba lihat yang dijumlahkan adalah pembilangnya, sedangkan penyebutnya tetap. Beginilah cara mencarinya. Anak-anak diam semua, Kemudian Bu Suwarti melanjutkan memberi soal kepada anak-anak dengan menuliskan 4 soal di papan tulis. Anak-anak pun mulai mengerjakan soal. Namun tidak semua anak mengerjakannya. Hanya beberapa anak yang kelihatan sedang mengerjakan soal, sedangkan yang lain, ada yang mengganggu teman sebelahnya, ada yang seolah-olah mengerjakan soal ternyata hanya menuliskan soal di buku, sedangkan bu Suwarti keluar kelas bercerita dengan teman guru yang lain. Setelah selesai, anak-anak soal dikumpulkan ke depan, kemudian Bu Suwarti menukarkannya ke pada siswa yang lain untuk dikoreksi. Salah seorang anak diminta menulis jawabannya di papan tulis. Tetapi jawabannya salah. Bu Suwarti tidak sabar, Bu Suwarti sendiri yang menulis semua jawaban di papan tulis. Kemudian anak-anak mengoreksi hasil jawaban temannya dengan melihat kunci jawaban di papan tulis. Ternyata hasilnya membuat Bu Suwarti kecewa karena dari 27 orang anak, hanya 3 orang yang benar 1 jawaban, dan 1 orang yang benar semua. Pertanyaannya: 1. Identifikasi 3 kelemahan pelajaran yang dilakukan Bu Suwarti dalam mengajarkan matematika, kemudian beri alasannya. 2. Bila Saudara yang menjadi bu Suwarti, bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses pembelajarannya.
Jawaban:
1. - tidak sabaran
- terlalu terburu-buru
- kurang memperhatikan anak-anak yang tidak mengerjakan
2. Sebelum memberi soal seharusnya ditanya terlebih dahulu muridnya, apakah sudah paham atau belum, jika belum dijelaskan lagi bagian yang belum paham, jika sudah baru dilanjutkan memberi soal. Setelah itu mulai memperhatikan anak-anak yang sepertinya kesusahan mengerjakan dan mulai dibantu cara mengerjakannya, bukan memberi jawaban. Lalu saat mengoreksi jawaban seharusnya membiarkan anak menulis jawabannya terlebih dahulu, jika ada yang salah dijelaskan bagian yang salah, agar anak paham dan mengerti letak kesalahannya.
Penjelasan:
Semoga membantu
15. 2. Pak Al mengajar di kelas 1 SD Cerdas yang terletak di Kota Bahagia. Suatu hari Pak Al mengajak anak-anak berbincang-bincang mengenai sayur-sayuran yang banyak dijual di pasar. Anak-anak diminta menyebutkan sayur yang paling disukainya dan menuliskannya di buku masing-masing. Anak-anak kelihatan gembira dan berlomba menyebutkan dan menuliskan sayur yang disukainya. Pada akhir perbincangan Pak Al meminta seorang anak menuliskan nama sayur yang sudah disebutkan, sedangkan anak-anak lain mencocokkan pekerjaannya dengan tulisan di papan. Setelah selesai anak-anak diminta membuat kalimat dengan menggunakan kata-kata yang ditulis di papan tulis. Pak Al: "Anak-anak, lihat kata-kata ini. Ini nama sayur-sayuran. Baca baik-baik, buat kalimat dengan kata- kata itu ya." Anak-anak menjawab serentak: "Ya, Pak." Kemudian Pak Al pergi ke mejanya dan memperhatikan apa yang dilakukan anak-anak. Karena tidak seorangpun yang mulai bekerja, Pak Al kelihatan tidak sabar. Pak Al: "Cepat bekerja, dan angkat tangan jika sudah punya kalimat." kata Pak Al dengan suara keras. Anak-anak kelihatan bingung, namun Pak Al diam saja dan tetap duduk di kursinya. Perhatian anak-anak menjadi berkurang, bahkan ada yang mulai mengantuk, dan sebagian mulai bermain- main. Mendengar suara gaduh, Pak Al dengan keras menyuruh anak-anak diam dan menunjuk seorang anak untuk membacakan kalimatnya. Anak yang ditunjuk diam karena tidak punya kalimat yang akan dibacakan. Pak Al memanggil kembali dengan suara keras agar semua anak membuat kalimat. Anak-anak tampak ketakutan. Karena tidak juga selesai, kemudian Pak Al memberikan PR membuat kalimat kepada anak-anak dan meninggalkan kelas. a. Identifikasi 3 kelemahan pembelajaran yang dilakukan Pak Al dalam kasus di atas. Berikan alasan mengapa itu Bapak dan Ibu anggap sebagai kelemahan? b. Jika Bapak atau Ibu yang menjadi Pak Al, jelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dibuat. Beri alasan mengapa langkah-langkah itu yang dilaksanakan?
a. Tiga kelemahan yang teridentifikasi dalam pola pembelajaran Pak Al dalam teks bacaan di atas adalah:
1. Tidak menggunakan media pembelajaran
2. Tidak melakukan praktek lapangan
3. Hanya menyuruh tanpa memberi contoh
b. Jika saya menjadi Pak Al, saya akan melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan cara membawa anak-anak pergi ke pasar untuk lebih mengenal lingkungan dan melihat langsung sayuran yang menarik minat selera mereka.
Alasannya adalah:
1. Membuat anak-anak melihat langsung dan tahu mana bentuk sayuran yang mereka sukai.
2. Membangun kepedulian mereka terhadap lingkungan dengan melihat kondisi pasar tempat sayuran dijual.
3. Memberikan pengalaman yang berharga untuk anak-anak sambil tetap memberikan rasa senang dan gembira dalam melakukan kegiatan belajar.
Penjelasan:
Langkah-langkah dalam pembelajaran seperti yang terangkum dalam kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:
1. Mengamati
2. Mencari pertanyaan
3. Mengumpulkan informasi
4. Menalar
5. Mengkomunikasikan hasil pengamatan berdasarkan informasi terkumpul
Pelajari lebih lanjut mengenai langkah-langkah dalam pembelajaran di sini:
https://brainly.co.id/tugas/11308871
#BelajarBersamaBrainly
Posting Komentar untuk "Belajar Menulis Anak Sd Kelas 1"